SIDOARJO - Jawa Timur cukup menjadi perhitungan dan menjadi perhatian khusus oleh kandidat - kandidat Capres dalam hal perolehan suara. Wilayah Jawa Timur memiliki jumlah DPT yang bisa dibilang tidak sedikit, sekitar kurang lebih sebanyak 31 juta terbesar kedua setelah yang pertama Jawa Barat yaitu sekitar 35 juta DPT (Daftar Pemilih Tetap).
Karakteristik politik penduduk jawa timur yang beragam membuat partai politik harus berhati-hati dan cakap dalam mengambil strategi menentukan siapa tokoh yang cocok menjadi Bacapres dan Bawacapres, yang tentunya nanti bertujuan bisa mengambil hati penduduk Jawa Timur pada masing-masing pasangan calon.
Baca juga:
Pesantren Dan Matinya Gerakan Sosial
|
Pada tanggal 19 Oktober ini sudah 2 kandidat mendaftarkan masing-masing pasangannya di KPU pusat. Anis Baswedan dengan Muhaimin dan Ganjar Pranowo dengan Mahmud MD. Cawapresnya kita tau semua berasal dari Jawa Timur, Muhaimin dan Mahfud MD. Hal ini yang menjadi salah satu bukti bahwa Jawa Timur menjadi wilayah strategis dalam kancah pilpres di 2024.
Ada 2 kelompok masyarakat yang cukup seimbang kekuatannya di Jawa Timur, antara kelompok religus dan kelompok nasionalis. Sebagian wilayah dominan kelompok religus dan sebagian wilayah dominan kelompok nasionalis. Nampaknya Ganjar dan partai pengusung cukup jeli melihat peta politik di Jawa Timur. Figur Nasionalis ada di Ganjar dan figur religius ada di Mahfud Md, begitupun juga sama Anis yang memilih Muhaimin sebagai figur religius dari NU yang kita semua tahu basis NU ada di Jawa Timur.
Kedua capres tersebut merupakan sama-sama tokoh yang menonjol di Kalangan Warga NU. Ini tentunya akan menjadi kontestasi yang sangat sengit di ajang pilpres nanti 2024, mengingat jawa timur menjadi barometer politik nasional. Megutip detikJatim, hasil survey suara NU lebih memilih Mahfud MD ketimbang Muhaimin Iskandar selisihnya sekitar hampir 9 persen, Mahfud MD 19, 5 persen dan Muhaimin Iskandar 10.7 persen.
Lantas apakah Prabowo Subianto juga akan memilih tokoh dari NU dan juga sama berasal dari Jawa Timur sebagai wakilnya, melihat kedua pesaingnya sama-sama mengambil tokoh dari NU dan juga sama-sama berasal dari Jawa Timur. Nama Khofifah Indar Parawansah menjadi isu yang sangat sunter di calonkan akan mendampingi Prabowo. Jika itu benar terjadi sekali lagi ini membuktikan Jawa Timur menjadi baramoter dan perhitungan strategis di kancah politik nasional. (*)
Penulis: Arif Bagus Permadi, Pengurus Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila (PP) Jawa Timur.