JEMBER, - Puluhan personel TNI Angkatan Darat berkopiah hitam dan berpeci putih ini saban sore bergegas menuju Masjid Nurul Hikmah di lingkungan Pesantren An-Nuriyah, Kaliwining, Jember. Kadangkala mereka memakai pakaian dinas harian, kerap pula memakai pakaian loreng. Selama Ramadhan mereka menjadi santri di pesantren yang diasuh oleh Gus Yayak.
Mereka adalah personel Batalyon Artileri Medan 8/Uddhata Yudha yang tengah mengikuti Pesantren Kilat sepanjang Ramadhan. Para prajurit TNI Angkatan Darat ini mengikuti kajian Tafsir Al-Quran Al-Jalalain dan tadarus, serta mengkaji Kitab Ayyuhal Walad karya Imam Al-Ghazali.
Seperti juga para santri lainnya, mereka dengan tekun dan telaten mengikuti kajian-kajian ala anak pesantren itu. Mereka langsung dibimbing pengasuh Pesantren An-Nuriyah.
Baca juga:
INCAR Polda Jatim Bantu Amankan Jakarta
|
Letkol Arm Ketut Wira Purbawan, Danyonarmed 8/UY menyampaikan ini dilakukan dalam rangka pembinaan mental anggota Yonarmed, khususnya bagi yang beragama Islam selama Ramadhan 1444.
“Ini juga untuk menunjukan bahwa personel Yonarmed selain memiliki fungsi tempur juga senantiasa memegang teguh nilai-nilai agama dalam setiap melaksanakan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara, ” jelasnya.
"Jadi kita kirimkan sebanyak 22 personel ke Pesantren An-Nuriyah untuk mengikuti pembinaan mental selama bulan puasa ini. Kami harapkan, apa yang mereka dapatkan di pesantren itu bisa membentuk mental dan perilaku yang baik dalam tugas mereka sehari-hari di keluarga, satuan, dan lingkungannya. Mereka dibimbing langsung oleh pengasuh Pesantren ini, ” imbuhnya.
Kegiatan itu, dipimpin langsung oleh Letda Arm Alvin Diza. Kegiatan ini berlangsung selama tiga minggu terhitung sejak 31 Maret hingga 18 April 2023.
“Kami mengikuti kegiatan ini mulai dari pukul 17.00 sampai 22.30 Waktu Indonesia Barat sesuai dengan waktu yang sudah dijadwalkan. Selain tadarusan Al-Quran, kami mengikuti kajian Kitab Tafsir Al-Jalalain dan Kitab Ayyuhal Walad yang berisi nasehat-nasehat Imam Al-Ghazali kepada para murid-muridnya di masa itu, ” jelas Alvin.
Sementara itu, Letda Arm Alvin Diza mengakui banyak hikmah yang mereka dapatkan salah satunya dari kajian Kitab Ayyuhal Walad, yaitu untuk meningkatkan kesabaran.
Ia berharap dengan mental yang baik selama pembinaan di Pesantren Kilat itu bisa melahirkan prajurit TNI Angkatan Darat yang beritikad dan berperilaku baik seperti yang diharapkan oleh Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf.
“Itu tentu saja berguna buat diri pribadi mereka dan lingkungannya, ” pungkasnya.
Perlu diketahui, Pesantren Kilat merupakan salah satu program yang digagas oleh Pangdam V/Brawijaya.
“Jadi selama bulan Ramadhan bila ada tentara yang berminat nyantri untuk memperdalam ilmunya di pesantren-pesantren itu dipersilahkan. Saya dukung mereka sehingga nantinya setelah selesai nyantri mereka bisa menjadi imam shalat atau penceramah di lingkungan batalyon dan masyarakat. Inilah adalah salah satu tambahan modal kemampuan prajurit yang akan memperbesar kesempatan mereka melakukan komunikasi sosial dengan masyarakat, ” tegas Mayjen TNI Farid Makruf. (*)