MALANG - Kadiv Kesehatan dan Psikologi Pusat Studi dan Kebencanaan (PSKK) UB Ns. Mukhamad Fathoni, S.Kep., MNS menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur membina masyarakat di daerah Gersik Putih Sumenep Madura dan Madiun agar tanggap terhadap bencana.
Fathoni menjelaskan, Sumenep dan Madiun dipilih menjadi lokasi pembinaan karena termasuk daerah yang rawan bencana.
“Di Sumenep misalnya, karena rawan Banjir ROB maka kami melakukan pembinaan berupa apa saja yang dibutuhkan sebelum banjir datang. Jika terjadi banjir maka masyarakat harus sudah mempersiapkan perahu bot dan dapur umum serta lokasi atau tempat yang bisa digunakan untuk evakuasi, ” kata Dosen Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) tersebut pada Sabtu (12/3/2022).
Selain memberikan materi persiapan ketika menghadapi bencana, Fathoni bersama tim BPBD Jatim juga mensosialisasikan Desa Tangguh Bencana atau Destana, memberikan pemahaman masyarakat tentang resiko terjadinya bencana, kajian resiko bencana, pembuatan peta rawan bencana atau jalur evakuasi, dan membuat rencana kontingensi.
Baca juga:
Progres Pengerjaan Tandon Air Terus Dipantau
|
Fathoni berharap upaya yang telah dilakukannya bisa menjadi dilanjutkan oleh mahasiswa dan dosen yang ada di Universitas Brawijaya (UB).
“Harapannya dosen-dosen juga menjadikan pembinaan desa tangguh bencana menjadi bentuk pengabdian masyarakat dan penelitian. Selain itu bisa dijadikan mata kuliah KKN Tematik Bencana juga, ” katanya.
Kalau KKN biasa sudah banyak tapi KKN Tematik Bencana saat ini baru dilakukan di Unitomo Surabaya Narotama dan Unair. Sementara yang sudah dilakukan di UB melakukan kegiatan MBKM Semeru.
Program Destana se-Jatim dilakukan di 40 desa mulai bulan Februari hingga akhir Maret. Selain di Sumenep, sebagai fasilitator, Fathoni juga melakukan pembinaan Desa Tangguh Bencana di Kelurahan Kanigoro Kecamatan Kartoharjo Madiun. (OKY/HmsUB/Jon).